Kamis, 11 Juni 2009

daspp

BAB I
PENDAHULUAN

A.Analisis Masalah
Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisma berubah perilakunya sebagai akibat suatu pengalaman. Belajar juga merupakan suatu usaha yang berupa kegiatan hingga terjadi perubahan tingkah laku yang relative atau tetap. Balajar melibatkan perolehan kemampuan-kemampuan yang bukan merupakan kemampuan yang dibawa sejak lahir, jadi bukan dari bawaan. Belajar tergantung pada pengalaman, sebagian dari pengalaman itu merupakan umpan balik dari lingkungan. Teori ini merupakan prinsip umum yang didukung oleh data dengan maksud untuk menjelaskan sekumpulan fenomena.
Teori belajar menyatukan hokum-hukum, prinsip-prinsip umum yang melukiskan kondisinya belajar. Tori belajar sangat membantu pengajaran dalam menyampaikan bahan pelajaran kepada peserta didik. Dengan memahami teori belajar, pengajar akan memahami proses terjadinya belajar manusia, pengajar mengerti bagaimana seharusnya memberikan stimulus sehingga peserta didik menyukai belajar. Pengajaran dapat memprediksi secara jitu dan beralasan tentang keberhasilan belajar peserta didik.
Memori ingatan adalah proses dimana informasi belajar disimpan dan dapat dibaca kembali (dikeluarkan kembali). Ingatan atau memori tidaklah sederhana. Memori adalah proses aktif, karena ilmu pengetahuan berubah terus, selalu diperiksa dan diformulasi ulang oleh pikiran otak kita.
Menurut Jerome Bruner manusia mempunyai kapasitas dan kecenderungan untuk berubah karena menghadapi kejadian yang umum. Ingatan mempunyai mempunyai beberapa fase, yaitu waktunya sanagt singkat atau ingatan segera (item hanya disimpan dalam beberapa detik), ingatan jangka pendek (item dapat ditahan dalam beberapa menit), ingatan jangka panjang (penyimpanan berlangsung beberapa jam sampai seumur hidup).
Dalam teorinya, Jerome Bruner menyatakn bahwa belajar akan berhasil jika proses pengajaran diarahkan kepada konsep-konsep dan struktur-struktur yang terbuat dalam pokok bahasan yang diajarkan, disamping hubungan yang terkait antara konsep-konsep dan struktur-struktur. Dengan mengenal konsep dan struktur yang tercangkup dalam bahan yang sedang dibicarakan, anak akan memahami materi yang dikuasainya itu. Sehingga materi yang mempunyai suatu pola atau struktur tertentu akan lebih mudah dan dipahami oleh anak.

B.Rumusan Masalah
Dalam makalah ini, akan membahas tentang bagaimanakah penerapan belajar penemuan Bruner pada pembelajaran Geometri untuk meningkatkan aktivitas peserta didik kelas X..



























BAB II
LANDASAN TEORI

A.Teori Belajar
Jerome S. Bruner adalah seorang ahli psikologi perkembangan dan ahli psikologi belajar kognitif. Dalam teori belajarnya Jerome Bruner berpendapat bahwa kegiatan belajar akan berjalan baik dan kreatif jika siswa dapat menemukan sendiri suatu aturan atau kesimpulan tertentu. Dalam hal ini Bruner membedakan menjadi tiga tahap. Ketiga tahap itu adalah:
1)Tahap informasi, yaitu tahap awal untuk memperoleh pengetahuan atau pengalaman baru,
2)Tahap transformasi, yaitu tahap memahami, mencerna dan menganalisis pengetahuan baru serta ditransformasikan dalam bentuk baru yang mungkin bermanfaat untuk hal-hal yang lain, dan
3)Evaluasi, yaitu untuk mengetahui apakah hasil tranformasi pada tahap kedua tadi benar atau tidak.
Dalam bukunya “The procces of education”, Bruner mengemukakan empat tema tentang pendidikan. Tema pertama mengemukakan pentingnya arti struktur pengetahuan, tema kedua tentang kesiapan untuk belajar, tema ketiga menekankan nilai instuisi dalam proses pendidikan, tema keempat adalah tentang motivasi atau keinginan untuk belajar dengan cara-cara yang tersedia pada para guru untuk merangsang motivasi itu.
Pendekatan Bruner terhadap belajar didasarkan pada dua asumsi. Asumsi yang pertama adalah bahwa perolehan pengetahuan merupakan suatu proses interaktif.asumsi kedua adalah bahwa orang mengkonstruki pengetahuannya dengan menghubungkan informasi yang masuk dengan informasi yang disimpan yang diperolehnya.
Hamper semua orang dewasa melalui penggunaan tiga system ketrampilan untuk menyatakan kemampuan-kemampuan secara sempurna. Ketiga system ketrampilan itu ialah yang disebut tiga cara penyajian oleh Bruner. Ketiga cara itu adalah cara enaktif, cara ikonik dan cara simbolik.
a.Cara penyajian secara enaktif
Dalam cara penyajian ini melalui tindakan, jadi bersifat mani pulatif
b.Cara penyajian ikonik
Didasarkan diatas pikiran internal. Pengetahuan disajikan oleh sekumpulan gambaran-gambaran yang mewakili suatu konsep, tetapi tidak mendefinisikan sepenuhnya konsep itu.
c.Cara penyajian secara simbolik
Dibuktikan oleh kemampuan seorang lebih memperhatikan proposisi atau pernyataan dari pada objek-objek.
Teori Bruner mempunyai ciri khas tentang belajar yang lain yaitu tentang “discovery” yaitu belajar dengan menemukan konsep sendiri. Disamping itu, karena teori Bruner ini banyak menuntut pengulangan-penulangan, maka desain yang berulang-ulang itu disebut ”kurikulum spiral kurikulum”.
Model balajar dari Jerome Bruner (1966) yang dikenal dengan nama belajar penemuan (discovery learning). Bruner menganggap bahwa belajar peneuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia dan dengan sendirinya memberikan hasil yang paling baik. Bruner menyarankan agar siswa hendaknya belajar melalui berpartisipasi aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip agar mereka dianjurkan untuk memperoleh pengalaman dan melakukan eksperimen-eksperimen yang mengizinkan mereka untuk menemukan konsep dan prinsip itu sendiri.
Pengetahuan yang diperoleh dengan belajar penemuan menunjukkan beberapa kebaikan. Diantaranya adalah:
1.Pengetahuan itu bertahan lama atau lama dapat diingat.
2.Hasil belajar penemuan mempunyai efek transfer yang lebih baik.
3.Secara menyeluruh belajar penemuan meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan untuk berfikir secara bebas.
Dalam belajar penemuan, metode dan tujuan tidak sepenuhnya beriring.
Tujuan belajar bukan hanya untuk memperoleh pengetahuan saja. Tujuan belajar sepenuhnya ialah untuk memperoleh pengetahuan dengan suatu cara yang dapat melatih kemampuan intelektual siswa dan merangsang keingintahuan mereka dan memotivasi kemampuan mereka. Inilah yang dimaksud dengan memperoleh pengetahuan melalui belajar penemuan.
Dalam belajar penemuan, langkah guru sebagai fasilitator pembelajaran dalam balajar penemuan adalah sebagai berikut:
1.Merencanakan pelajaran sedemikian rupa sehingga pelajaran itu terpusat pada masalah-masalah tepat untuk diselidiki para siswa.
2.Menyajikan materi pelajaran yang diperlukan sebagai dasar bagi para siswa untuk memecahkan masalah
3.Guru harus menyajikan dengan cara enaktif, ikonik dan simbolik
4.Bila siswa memecahkan masalah dilabaoratorium atau secara teoritis, guru hendaknya berperan sebagai seorang pembimbing atau tutor.
5.Menilai hasil balajar merupakan suatu masalah dalam belajar penemuan

B.Aktivitas (Intelek Tual) Peserta Didik
Mengajar sebaiknya berorientasi kepada peserta didik agar peserta didik itu belajar memecahkan masalah, orientasi ini haruslah direfleksikan dalm kegiatan belajar mengajar sehingga keaktivan mental peserta didik nampak dalam tingkah lakunya. Seperti aktivitas tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a.Menguji
Maksud kegiatan ini adalah mengabstrakan dan menemukan, mengabstraka berarti mengidentifikasi esensi dan bentuk atau struktur dari hal jyang diketahui menemukan berarti mengahasilkan untuk pertama kali dengan menggunakan imajinasi, pikiran atau eksperimen, pola demikian ini merupakan jantungnya berpikir matematik dan penemuan dalam matematika sangat berkaitan dengan ide/gagasan abstrak.
b.Mengungkapkan
Aktivitas ini mengaharapkan peserta didik dapat menghasilkan gambar, kata, kalimat, bagan atau tabel denga menggunakan symbol yang sesuai dengan situasi maslahnya ini merupakan proses belajar untuk mengkonstruksikan model-model matematika dari situasi masalah yang dihadapi.
c. Mentransformasikan
Kegiatan mentransformasikan merupakan kegiatan yang mengubah dari pernyataan yang satu kepernyataan yang lain. Misalnya komputasi alogaritma, fungsi aljabar ke bentuk grafik.
d.Membuktikan
Apabila peserta didik sudah berhasil merumuskan sesuatu situasi, mereka itu perlu pembuktian-pembuktiannya harus berdasarkan argumentasi yang shahih.
e.Mengaplikasikan
Konsep prosedur yang telah diketahui perlu diaplikasikan kesituasi baru. Dalam mengaplikasikan untuk mengarah menemukan, peserta didik mengabstrakan.
f.Menyelesaikan masalah
Menyelesaikan masalah ini harus benar-benar untuk masalah seperti yang dikemukakan diatas dari suatu situasi kompleks yang dihadapi, namun belum pernah diselesaikan (benar-benar baru), peserta didik harus menyelesaikan dengan konsep/teorema dan prosedur yang telah diketahui peserta didik.
g.Mengkomunikasikan
Aktivitas ini berupa pertukaran informasi diantara individu peserta didik dengan menggunakan system symbol yang sama. Peserta didik harus mendapatkan kesempatan untuk menyatakan gagasan matematika secara verbal dan tertulis mengkomprehensikan dan menginterprestasikan gagasan yang dinyatakan peserta didik lain.
Jerome Bruner (1966) yang dikenal denganbelajar penemuan (discovery learning) bahwa belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia, dan dengan sendirinya memberikan hasil yang paling baik. Berusaha sendiri mencari permasalahan serta pengatahuan yang menyertainya, menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna, sehingga pengetahuan itu bertahan lama, mempunyai efek transfer yang baik dan dapat meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan berpikir secara bebas.
















BAB III
IMPLEMENTASI TEORI BELAJAR

Rencana pelaksanaan Pembelajaran
Mata pelajaran : Matematika
Sekolah : SMA
Kelas/semester : X/II
Pokok bahasan : Dimensi Tiga
Alokasi waktu : 20 menit

Standar Kompetensi : Menggunakan sifat dan aturan geometri dalam
menentukan kedudukan titik, garis dan bidang; jarak; sudut; dan volume
Kompetensi Dasar : Memahami komponen, menggambar, dan menghitung
volume benda ruang
Indikator : Menentukan volume benda Limas
Tujuan Pembelajara : Siswa dapat menentukan volume benda Limas
Teori dan metode :
Teori Belajar Penemuan Bruner
Metode penemuan
Kegiatan Pembelajaran :
Kegiatan Awal :
a.Membuka pelajaran dengan mengucapkan salam
b.Mengabsen kehadiran siswa
c.Menyampaikan tujuan pembelajan
d.Persepsi awal, mengingat kembali tentang bangun ruang kubus dan volumenya
Kegiatan Inti :
a.Menyampaikan materi, menjelaskan tentang bangun ruang limas
b.Memberikan contoh bangun ruang limas
c.Membentuk siswa menjadi empat kelompok
d.Masing-masing kelompok diberi alat peraga dan lembar kerja siswa
e.Mempersilakan siswa untuk menentukan volume benda bangun ruang limas dengan penurunan volume benda ruang kubus
f.Memberikan saran-saran kepada siswa bila diperlukan
g.Mengawasi pekerjaan siswa dengan berkeliling dari satu kelompok ke kelompok lain
h.Mempersilakan tiap-tiap kelompok untuk menarik kesimpulan dari volume benda ruang limas.
i.Memberikan kesempatan salah satu kelompok untuk mempresentasikan kesimpulan yang telah diperoleh didepan kelas
j.Menilai hasil kesimpulan, yang jawabanya benar diberi nilai applaus
Kegiatan akhir :
a.Memberikan kesimpulan atas materi yang telah diajarkan
b.Memberikan tugas pengalaman materi
c.Mengakhiri pelajaran dengan memberi salam penutup
Uraian Materi
LIMAS
Pengertian limas
Limas adalah bangun ruang yang dibatasi oleh sebuah segi banyak dan beberapa segitiga yang alasnya berimpit dengan segi banyak tersebut dan bertemu pada satu titik diluar dibidang alas.
Unsur-Unsur Limas
Pada gambar adalah limas T. PQRS
a. PQRS disebut bidang alas
b. T. PQRS adalah limas segiempat beraturan
c. Titik T disebut dengan puncak limas
d. Garis TP, TQ, TR, TS disebut rusuk tegak
e. Garis PQ, QR, RS, SP disebut rusuk alas
f. Bidang TPQ, TQR, TRS, TSP disebut sisi tegak
g. TA,TB, TC, TD disebut Apotema limas
Beberapa limas dapat diberi nama yang khusus sebagai berikut:
a.Limas yang bidang alasnya segitiga disebut dengan bidang empat
b.Limas yang alasnya segi-n dan garis tingginya melalui titik pusat segi-n tersebut dinamakan limas tegak beraturan.

BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN

SIMPULAN
Dari teori belajar penemuan Bruner ini dapat disimpulakan bahwa:
a)Pengetahuan itu bertahan lama atau lama dapat diingat, atau lebih mudah diingat bila dibandingkan dengan pengetahuan yang dipelajari dengan cara-cara lain.
b)Belajar penemuan Bruner melibatkan tiga proses yang berlangsung hampir bersamaan. Proses itu adalah 1). Memperoleh informasi baru, 2). Transformasi informasi, dan 3). Menguji relevansi dan ketapatan pengetahuan.
c)Hasil balajar penemuan mempunyai efek transfer yang lebih baik dari pada hasil belajar lainnya. Artinya konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang dijadikan milik kognitif seseorang lebih mudah diterapkan pada situasi-situasi baru.
d)Secara menyeluruh belajar penemuan meningkatkan penalaran peserta didik dan melatih kemampuan untuk berpikir secara bebas.
e)Belajar penemuan membangkitkan keingintahuan peserta didik, memberi motivasi untuk berusaha terus sampai menemukan jawaban-jawaban.

SARAN
Dalam pembelajaran peserta didik hendaknya belajar melaluai berpartisipasi secara aktif dengan konsep-konsep, prinsip-prinsip, serta struktur-struktur, supaya mereka dianjurakan untuk memperoleh pengalaman-pengalaman dan melakukan eksperimen-eksperimen yang mengizinkan mereka menemukan konsep, prinsip maupun struktur itu sendiri.










DAFTAR PUSTAKA

Dahar, Ratna Wilis1996. Teori-teori Belajar.Bandung: Erlangga.
http://id.wordpress.com/2008/07/29 Belajar Penemuan Bruner/
Noormandiri, Endar Sucipto. 2004. Buku Pelajaran Matematika SMA Untuk Kelas X. Jakarta: Erlangga

Tidak ada komentar: