Jumat, 05 Juni 2009

determinan

BAB II

DETERMINAN

2.1 FUNGSI DETERMINAN

Permutasi himpunan bilangan-bilangan bulat {1, 2, 3,…,n} adalah susunan bilangan-bilangan bulat tersebut menurut aturan tertentu tanpa mengulangi bilangan-bilangan tersebut.

Contoh 2.1 :

Tentukan permutasi dari bilangan-bilangan bulat {1, 2, 3}

J a w a b :

Jadi permutasinya adalah 6

atau dengan rumus umum permutasi :

Secara umum banyaknya permutasi dari himpunan bilangan-bilangan { 1, 2, 3, ………., n } yang diambil secara keseluruhan adalah n!.

Jika (p1, p2, p3…………..,pn) adalah suatu permutasi maka invers permutasi tersebut adalah sebuah bilangan bulat yang lebih besar mendahului sebuah bilangan bulat yang lebih kecil.

· Jika jumlah invers seluruhnya genap maka permutasi tersebut dinamakan permutasi genap.

· Jika jumlah invers seluruhnya ganjil maka permutasi tersebut dinamakan permutasi ganjil.

Contoh 2.2 :

Tentukan nama permutasi dari himpunan bilangan-bilangan bulat { 1, 2, 3 }.

J a w a b :

Permutasi dari { 1, 2, 3 } adalah 6, yaitu :

Permutasi

Invers

Nama

1.

( 1, 2, 3 )

0

Permutasi genap

2.

( 1, 3, 2 )

1

Permutasi ganjil

3.

( 2, 1, 3 )

1

Permutasi ganjil

4.

( 2, 3, 1 )

2

Permutasi genap

5.

( 3, 1, 2 )

2

Permutasi genap

6.

( 3, 2, 1 )

3

Permutasi ganjil

Ø Hasil kali elementer A adalah hasil kali elemen-elemen matriks A, dimana dua diantara factor-faktor tersebut tidak boleh berasal dari baris dan kolom yang sama.

Contoh 2.3 :

Daftarkanlah semua hasil kali elementer matriks berikut :

a). b).

Penyelesaian :

a). Karena matriks A berukuran (2x2) maka hasil kali elementernya terdiri atas dua (2)

factor dan kedua factor tersebut harus berasal dari baris dan kolom yang berbeda.

Adapun hasil kali elementer tersebut adalah :

1. a11 dengan a22 yaitu a11 a22

2. a12 dengan a21 yaitu a12 a21

3. a21 dengan a12 yaitu a21 a12 (sama dengan no. 2)

4. a22 dengan a11 yaitu a22 a11 (sama dengan no. 1)

Jadi hasil kali elementer matriks A adalah a11 a22 dan a12.a21

b). Karena matriks B berukuran (3x3) maka hasil kali elementernya terdiri atas 3 faktor

yaitu : 1. a11, a22, a33

2. a12, a21, a32

3. a13, a21, a32

4. a21, a12, a33 ( sama dengan no. 2 )

5. a22, a11, a33 ( sama dengan no. 1 )

6 a23, a12, a31

7. a31, a22, a13

8. a32, a21, a13 ( sama dengan no. 3 )

9. a33, a22, a11 ( sama dengan no. 1 )

dst

Dan elemen matriknya ada 6 yaitu :

1. a11 a22 a33 4. a12 a23 a31

2. a11 a23 a32 5. a13 a21 a32

3. a12 a21 a33 6. a13 a22 a31

Secara umum suatu matriks yang berukuran (nxn) akan mempunyai (n!) hasil kali elementer.

Dari kedua contoh diatas, karena factor-faktor harus berasal dari baris dan kolom yang berbeda maka jika nomer baris sudah kita tentukan, nomer kolomnya adalah merupakan permutasi himpunan bilangan bulat {1, 2, 3, …………, n} sesuai dengan ukuran matriks tersebut.

Hasil kali elementer bertanda dari matriks A adalah hasil kali elementer matriks A dan bertanda positif jika permutasi nomor kolomnya genap serta bertanda negatif jika permutasi nomor kolomnya ganjil.

Contoh 2.4 :

Dafarkanlah semua hasil kali elementer bertanda dari matriks-matriks nomor a). dan b). diatas.

J a w a b :

a).

Hasil kali elementer

Permutasi kolom

Jumlah Invers

Nama Permutasi

Hasil kali elementer bertanda

a11 . a22

( 1, 2 )

0

Genap

+ a11 . a22

a12 . a21

( 2, 1 )

1

ganjil

- a12 . a21

b).

Hasil kali elementer

Permutasi kolom

Jumlah Invers

Nama Permutasi

Hasil kali elementer bertanda

a11 a22 33

( 1, 2, 3 )

0

Genap

+ a11 a22 a33

a11 a23 a32

( 1, 3, 2 )

1

Ganjil

- a11 a23 a32

a12 a21 a33

( 2, 1, 3 )

1

Ganjil

- a12 a21 a33

a12 a23. a31

( 2, 3, 1 )

2

Genap

+ a12 a23 a31

a13 a21 a32

( 3, 1, 2 )

2

Genap

+ a13 a21 a32

a13 a22 a31

( 3, 2, 1 )

3

Ganjil

- a13 a22 a31

Determinan A yang biasa ditulis dengan det (A) adalah jumlah semua hasil kali elementer bertanda dari suatu matriks A.

Contoh 2.5 :

Tentukan determinan matriks berikut :

a). b).

J a w a b :

a. det (A) = (+ a11 a22) + (- a21 a12 )

b. det (B) = a11 a22 a33 + a12 a23 a31 + a13 a21 a32 + (-a13 a22 a31) + (-a11 a23 a22) +

(-a12 a21 a33)

Contoh 2.6 :

Tentukan determinan matriks berikut :

a). b).

J a w a b :

a). det (A) = ( 1.0.6 + 0.-1.2 + 3.4.8 ) – ( 2.0.3 + 8.-1.1 + 6.4.0 )

= ( 0 + 0 + 96 ) – ( 0 – 8 + 0 )

= 96 + 8

= 104

b). det (B) = ( k.4.3 + (-3)(k+1).1+ 9.2.k2 ) – ( 1.4. 9 + k2.(k+1).k + 3.2. (-3) )

= (12k – 3k – 3 + 18k2 ) – ( 36 + k4 +k3 – 18 )

= -k4 – k3 + 18k2 + 9k – 21.

2.2 MENGHITUNG DETERMINAN DENGAN REDUKSI BARIS

Untuk melakukan perhitungan determinan, perhatikan langkah-langkah beruikut :

  1. Jika A adalah suatu matriks kuadrat yang mengandung sebaris elemen nol maka det (A) = 0.
  2. Jika A adalah matriks segitiga yang berukuran (nxn) maka det (A) = a11, a22, a33,………..,ann­ (elemen diagonal utama ).
  3. Jika B adalah suatu matriks yang dihasilkan bila salah satu baris matriks A dikalikan dengan konstanta k maka det (B) = k. det (A).
  4. Jika B adalah matriks yang dihasilkan bila dua baris pada matriks A dipertukarkan maka det (B) = - det (A).
  5. Jika B adalah suatu matriks yang dihasilkan bila salah satu baris pada matriks A ditambah dengan (k) kali baris lainnya maka det (B) = det (A).

Contoh 2.7 :

Hitung determinan matriks berikut :

J a w a b :

det (A) = 2 . 1. 3 = 6

det (B) = k . det (A) = 3 . 6 = 18

det (C) = - det (A) = -6

det (D) = det (A) = 6

Dengan OBE maka suatu matriks dapat direduksi menjadi bentuk eselon baris. Dan determinan matriks sebelum dan sesudah direduksi adalah sama (nol).

Contoh 2.8 :

Hitung det (A) jika :

J a w a b :

2.3 SIFAT-SIFAT DETERMINAN

  1. Jika A adalah suatu matriks kuadrat maka det (A) = det (At).
  2. Jika A suatu matriks berukuran (nxn) dan setiap baris dalam A mempunyai factor bersama sebesar k maka det ( kA) = kn det (A).
  3. det (A+B) biasanya ≠ det (A) + det (B).
  4. Jika A, B, C adalah matriks kuadrat yang berukuran sama dengan

maka det (A) + det (B) = det (C)

catatan : * Pada A, B, C hanya berbeda pada satu baris saja.

* Berlaku pula untuk sembarang ukuran matriks kuadrat.

  1. Jika A dan B adalah matriks kuadrat yang ukurannya sama maka det (A.B) = det (A) . det (B).
  2. Suatu matriks kuadrat A dapat di balik jika dan hanya jika det (A) ≠ 0.
  3. Jika matriks kuadrat A dapat dibalik maka :

Contoh 2.9 :

Tentukan :

  1. det (A) dan det (B)
  2. det (Ct) dan det (Dt)
  3. det (3A) dan det (5B)
  4. det (A+B)
  5. Apakah det (3C) = 32 det (C)
  6. Apakah det (A+D) = det (A) + det (D)
  7. Apakah det (D) = det (B) + det (C)
  8. Apakah det (CD) = det (C) . det (D)
  9. Tentukan det (E) dan det (F)

J a w a b :

  1. det (A) = = 3.2 – 2.1 = 6 – 2 =4

det (B) == 1.5 + 2.3 = 5 + 6 = 11

  1. det (Ct) = =1.5 – 3.2 = 5 – 6 = -1

det (Dt) ==2.5 – 0.2 = 10 – 0 = 10

  1. det (3A) = 32 det (A) = 9.4 = 36

det (5B) = 52 det (B) = 25.11 = 275

  1. det (A+B) = =4.7 + 2.4 = 36
  2. det (3C) = 32 det (C)

  1. det (A + D) = det (A) + det (D)

  1. det (D) = det (B) + det (C)

10 = 11 + (-1)

10 = 10 (sama)

  1. det ( CD ) = det (C) . det (D)

= 0, karena kolom I dan III berkelipatan.

2.4 EKSPANSI KOFAKTOR

Definisi 2.1 :

Jika A adalah matriks kuadrat maka :

    1. Minor entri aij adalah determinan sub matriks yang tetap setelah baris ke-I dan kolom ke j dihapus dari A, dan dinyatakan dengan Mij.

2. Kofaktor entri aij adalah Cij = (-1)i+jMij.

Contoh 2.10 :

Tentukan M12, M22, M31, dan C12, C22, C31

J a w a b :

Determinan matriks A yang berukuran n x n dapat dihitung dengan mengalikan entri-entri dalam suatu baris atau kolom dengan kofaktor-kofaktornya dan menambah hasil kali-hasil kali yang diperolehnya.

det (A) = aij cij + a2j c2j + a3j c3j +……….+anj cnj , ekspansi kofaktor sepanjang kolom ke-j

det (A) = ai1 ci1 + ai2 ci2 + ai3 ci3 +……..+ ain cin , ekspansi kofaktor sepanjang kolom ke-i.

Contoh 2.11 :

Hitung det (A) dengan ekspansi kofaktor sepanjang

a. Baris II b. Kolom III

J a w a b :

a.

= 2 (- 2 - 0) – 4 ( - 6 – 0 ) – 3 ( 12 – 5 )

= -4 + 24 – 21 = -1

b. det (A) =

= -3 ( 12 – 5 ) – 2 ( -12 + 2 )

= -3 (7) – 2 (-10) = -1

Definisi 2.2 :

Jika A adalah matriks berukuran (nxn) dan cij adalah kofaktor aij maka matriks :

dinamakan matriks kofaktor A

Definisi 2.3 :

Transfos matriks kofaktor A dinamakan matriks adjoint A = adj (A)

Contoh 2.12 :

Tentukan matriks kofaktor A dan adj (A), jika diketahui matriks

J a w a b :

C11 = + ( 8 – 12 ) = - 4 C22 = - ( 9 – 0 ) = -9

C21 = - (-2 – 0 ) = 2 C13 = + (- 8 + 20 ) = 12

C31 = + ( 3 – 0 ) = 3 C23 = - ( 12 – 5 ) = -7

C22 = + ( - 6 – 0 ) = -6 C33 = + ( -12 + 12 ) = -10

Kofaktor A=sehingga adj A=

Definisi 2.4 :

Jika A adalah matrika yang mempunyai invers maka :

Contoh 2. 13 :

Tentukan invers metrics pada contoh 2.12 diatas.

2.5 ATURAN CRAMER

Jika AX = B adalah system persamaan linier dengan n persamaan dan m bilangan tak diketahui sedemikian sehingga det (A) ≠ 0, maka SPL tersebut mempunyai penyelesaian unik (tunggal) yaitu :

dimana :

1. x1, x2, x3,………………,xn adalah variable yang tidak diketahui.

2. A1, A2, A3,…………….,An adalah matriks A yang entri-entri dalam kolom ke j diganti dengan entri-entri dalam matriks B.

Contoh 2.14 :

Selesaikan SPL berikut dengan metode aturan Cramer

3x1 + x2 = 6

-2x1 + 4x2 + 3x­3 = -20

5x1 + 4x2 – 2x3 = 21

Penyelesaiannya :

det (A) = -1

det (A1) = 6 ( 8 – 12 ) – 1 ( 40 – 63 ) = - 24 + 23 = -1

det (A2) = 3 ( 40 – 63 ) – 6 ( 4 – 15 ) = - 69 + 66 = -3

det (A3) = 3 ( - 84 + 80 ) – ( -2 ) ( 21 – 24 ) + 5 ( - 20 + 24 )

= 3 ( - 84 + 80 ) – ( -2 ) ( 21 – 24 ) + 5 ( - 20 + 24 )

= 3. -4 + 2. -3 + 5.4 = 2

Jadi

Adalah suatu kesalahan untuk membiarkan hidup ini menjadi rumit.

Kehidupan sebenarnya sangatlah sederhana dan hanya dengan

memikirkannya secara positip, dapat dikuasai (Feather)

Tidak ada komentar: