Jumat, 05 Juni 2009

Ruang-ruang Vektor

III. RUANG-RUANG VEKTOR

3.1 RUANG n EUCLIDES

Definisi 3.1 :

Jika n adalah bilangan bulat positif maka tupel n terorde adalah sebuah urutan bilangan

real. (a1, a2, a3,…….., an)

Himpunan tapel n terorde dinamakan ruang n dan dinyatakan dengan Rn. Tupel n terorde (a1, a2, a3, ……….,an) dapat dipandang sebagai :

  1. Titik dalam satu ruang Rn
  2. Vektor yang di generalisasi

Contoh 3.1 :

Dalam R3, P (x1, x2, x3) dinyatakan sebagai titik dan sebagai vektor

Definisi 3.2 :

Dua Vektor u = ( u1, u2, u3, …….., un) dan v = ( v1, v2, v3, …….,vn) pada Rn

dikatakan :

1. Sama jika u1 = v1, u2 = v2, …………, un = vn

2. Merupakan jumlahan : u + v = (u1 + v1, u2 + v2, ………, un + vn)

3. Merupakan perkalian scalar ku = (ku1, ku2, ku3, ………, kun)

4. Invers penjumlahan –u = (-u1, -u2, -u3, ……..,-un)

5. Vektor nol , 0 = ( 0, 0, 0, …………,0)

Theorema 3.1 :

Jika u = (u1, u2, u3, …………,un)

v = (v1, v2, v3, …………,vn)

w = (w1, w2, w3, ……….,wn)

adalah vector-vektor dalam Rn dan k serta l scalar-skalar maka :

1. u + v = v + u

2. u + (v + w) = (u + v) + w

3. u + 0 = 0 + u = u

4. u + (-u) = 0

5. k (l u) = (kl) u

6. k ( u + v) = ku + kv

7. (k + l ) u = ku + lu

8. iu = u

Definisi 3.3 :

Jika u = (u1, u2, u3, …………,un)

v = (v1, v2, v3, …………,vn)

adalah sembarang vector pada Rn maka hasil kali dalam Euclides (euclidean inner

product) : u.v didefinisikan sebagai berikut :

u.v = u1v1 + u2v2 + u3v3 + …………….+ unvn

Theorema 3.2 :

Jika u, v, w adalah vector-vektor pada Rn dan k sembarang scalar, maka :

1. u . v = v . u

2. (u + v).w = uw + vw

3. (ku).w = k (uw)

4. u.u >= 0

5. u.u = 0, bhb u = 0

Definisi 3.4 :

Jika u = (u1, u2, u3, …………,un) dan v = (v1, v2, v3, …………,vn) pada Rn maka :

1. Norma (panjang) Euclidis vector u adalah

2. Jarak Euclidis titik u dan v adalah

Contoh 3.2 :

Jika u = (2, 0, -1, 3) ; v = (5, 4, 7, -1) ; w = (6, 2, 0, 9)

Tentukan : a). v – (u+w)

b). x sehingga 2u – v + x = 7x + w

J a w a b :

a). v – (u+v) = ( 5, 4, 7, -1) - {(2, 0, -1, 3) + (6, 2, 0, 9)}

= (5, 4, 7, -1 ) – (8, 2, -1, 12)

= (-3, 2, 8, 12)

b). x sehingga, 2u – v + x = 7x + w

2u – v + x = 7x + w

2(2, 0, -1, 3) – (5, 4, 7, -1, 3) + x = 7x + (6, 2, 0, 9)

(4, 0, -2, 6) – (5, 4, 7,-1) = 6x + (6, 2, 0, 9)

(-1, -4, -9, 7) – (6, 2, 0, 9) = 6x

(-7, -6, -9, -2) = 6x

Contoh 3.3 :

Hitunglah norma Euclidis v bila : a). v = ( 1, -1, 3) ;

b). v = ( 2, 0, 3, -1)

J a w a b :

a). =

b).

Contoh 3.4 :

Carilah hasil kali dalam Euclidis u.v bila : a). u = ( 3, 7, 1) ; v = ( -1, 0, 2)

b). u = (1, -1, 2, 3) ; v = ( 3, 3, -6, 0)

J a w a b :

a). u.v = (3, 7, 1).(-1, 0, 2)

= (3.-1 + 7.0 + 1.2)

= -3 + 0 + 2

= -1

b). u.v = (1, -1, 2, 3)(3, 3, -6, 4)

= (1.3 + (-1).3 + 2.-6 + 3.4)

= 3 – 3 – 12 + 12

= 0

Contoh 3.5 :

Carilah jarak Euclidis u dan v bila : a). u = ( 1, 1, -1) ; v = ( 2, 6, 0)

b). u = (2, 0, 1, 3) ; v = ( -1, 4, 6, 6)

J a w a b :

Contoh 3.6 :

Carilah dua vector pada R2 dengan norma Euclidis 1 yang hasil kali dalam Euclidisnya

(-2,4) sama dengan 0 (nol).

J a w a b :

Misal : u = (u1, u2) , v = (v1, v2) dan w = (-2, 4) , maka

Dari, u.w = 0

(u1, u2) . (-2, 4) = 0

-2u1 + 4u2 = 0 ……………(3)

Dari, v.w = 0

(v1, v2) . (-2,4) = 0

(-2v1 + 4v2) = 0 …………….(4)

Dari persamaan (3) : -2u1 + 4u2 = 0 à u2 = 2/4 u1 atau u1 = 2u2 ………….(5)

Dari persamaan (4) : -2v1 + 4v2 = 0 à v2 = 2/4 v1 atau v1 = 2v2 …………(6)

Jika persamaan (5) masuk ke persamaan (1) :

Karena u1 = v1 dan u2 = v2 maka

3.2 RUANG VEKTOR UMUM

Definisi 3.5 :

Pandang suatu himpunan v dan berlaku operasi penjumlahan dan pergandaan maka v disebut ruang vector, bila memenuhi aksioma-aksioma sebagai berikut :

Terhadap Operasi Penjumlahan :

1. Tertutup , a,b Є v, a + b Є v

2. Assosiatif, a, b, c Є v, (a + b) + c = a + (b + c)

3. Ada elemen identitas,

4. setiap elemen mempunyai invers

5. Komutatif

Terhadap Operasi Pergandaan

6. " a Î V dan k scalar, maka : k a Î V

7. " a, b Î V dan k scalar, maka : k (a + b) = ka + kb

8. " a Î V dan k, l scalar, maka : (k + l) a = ka + la

9. " a Î V dan k, l scalar, maka : k (la) = (kl) a

10. ada elemen identitas, $ 1 Î V, sedemikian sehingga " a Î V berlaku : 1.a = a

Definisi 3.6 :

Sub himpunan w dari sebuah ruang vector v disebut sub ruang v jika w itu sendiri adalah suatu ruang vector dengan operasi penjumlahan dan pergandaan seperti pada v.

Theorema 3.3 :

Jika w adalah himpunan dari satu atau lebih vector dari sebuah ruang vector v maka w adalah sub ruang dari v bila dan hanya bila berlaku :

1. Jika u,v Є w maka u + v Є w

2. Jika k sembarang scalar dan u Є w maka ku Є w

Contoh 3.7 :

M adalah himpunan semua matrik berordo 2 x 2

W adalah himpunan matrik berordo 2 x 2 tetapi diagonal utamanya nol (0).

Buktikan w adalah sub ruang M.

J a w a b :

Misal : , k sembarang scalar

Dari 1). dan 2). diatas maka w sub ruang M.

Definisi 3.7 :

Sebuah vector w disebut kombinasi linier dari vector-vektor v1, v2, v3, ………, vn. Jika vector tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk w = k1v1 + k2v2 + ………+knvn.

dengan k1, k2, ………, kn adalah scalar.

Contoh 3.8 :

Buktikanlah bahwa p = (3, 3, 3) merupakan kombinasi linier dari u = (1, -1, 3) dan

v = (2, 4, 0) tetapi tidak untuk a = (1, 5, 6).

J a w a b :

Bukti : p = k1u + k2v

dari persamaan (3), maka : 3 = 3k1 → k1 = 1

dari persaman (1), maka : 3 = k1 + 2k2

= 1 + 2k2

2 = 2k2 à k2 = 1

Jadi p = k1u + k2v

= 1.u + 1.v

p = u + v ( Terbukti)

q = k1u + k2v

Dari persamaan (3), maka diperoleh : 3k1 = 6 → k1 = 2

Dari persamaan (1), maka diperoleh : k1 + 2k2 = 1

2 + 2k2 = 1 à 2k2 = -1 à k2 = -1/2

karena k1 = 2 dan k2 = -1/2 tidak memenuhi persamaan 2 yaitu : -k1 + 4k2 = 5 maka

q tidak sama dengan 2u – ½ v sehingga q bukan kombinasi linier dari u dan v.

Definisi 3.8 :

Suatu vector-vetor {v1, v2, …………,vn}disebut merentang /membangun ruang vector w jika untuk setiap vector x Є w dapat dinyatakan sebagai kombinasi linier dari {v1, v2, ………….,vn}

Contoh 3.9 :

1). Buktikan vector-vektor I = (1,0,0), j = (0,1,0), k = (0, 0,1) merentang R3.

2). Apakah vector a =(1, 1, 1), b = (2, 2, 0), dan c = (3, 0, 0) merentang R3.

J a w a b :

1). Misal x = (x1, x2, x3) Є R3 sehingga akan dibuktikan x = k1i + k2j + k3k

Jadi semua vector di R3 dapat dinyatakan sebagai kombinasi linear i, j, k; sehingga i, j, k membangun R3.

2). Misal x = (x1, x2, x3) Є R3 maka apakah x merupakan kombinasi linier a, b dan c ?

sehingga akan dibuktikan x = ka + k2b + k3c.

Dari persamaan (3) diperoleh k1= x3

Dari persamaan (2) dan (3) diperoleh : k1 + 2k2 = x2

x3 + 2 k2 = x2

2k2 = x2 – x3 à k2 = x2 – x3/2

Dari persamaan (3) dan (4) ke persamaan (1), maka diperoleh :

Jadi semua vector di R3 dapat dinyatakan sebagai kombinasi linier a, b, c sehingga a, b, c merentang R3.

3.3 KEBEBASAN LINIER

Definisi 3.10 :

Jika S = {v1, v2, v3, ……………,vn}adalah himpunan vector sedemikian sehingga,

k1v1 + k2v2 ………………+ knvn = 0 maka S = {v1, v2, v3…………..,vn} disebut :

  1. Bebas linier apabila scalar-skalar k1, k2, …………..,kn semuanya nol.
  2. Bergantung linier apabila scalar-skalar k1, k2, k3, …………., kn tidak semuanya nol.

Contoh 3.10 :

Tentukan kebebasan linier vector-vektor :

1). S = {I, j, k}, dimana I = (1, 0, 0), j = (0, 1, 1), k = (0, 0, 1) pada R3.

2). S = {a, b, c} dimana a ( 2, -1, 0, 3), b = (1, 2, 5, -1), c = (7, -1, 5, 8) pada R3.

J a w a b :

1). k1i + k2j +k3k =0

Jadi persamaan dipenuhi bila k1= 0, k2 = 0 dan k3 = 0 sehingga S = {I, j, k} bebas linier.

Catatan : a). Himpunan vector s bebas linier jika system persamaan linier hanya

mempunyai penyelesaian trivial (nol).

b). Himpunan vector s bergantung linier jika system persamaan linier mempunyai

persamaan non trivial.

2). k1 a + k2 b +k3 c = 0

Sehingga s bergantung linier, karena skalarnya (k) ada yang tidak sama dengan nol (0).

Theorema 3.4 :

Himpunan vector-vektor s dengan anggota dua vector atau lebih adalah bergantung linier bila dan hanya bila paling tidak satu diantara vector s dapat dinyatakan sebagai kombinasi linier dari vector-vektor s lainnya.

Contoh 3.11 :

Buktikan S = {a, b, c} dengan a = (2, -1, 0, 3) ; b = (1, 2, 5 -1) ; c = (7, -1, 5, 8)

adalah bergantung linier.

B u k t i :

Nyatakan salah satu vector merupakan kombinasi linier lainnya.

Jadi s bergantung linier.

Contoh 3.12 :

Buktikan s = {i, j, k} dengan i = (1, 0, 0) ; j = (0, 1, 0) ; k = (0, 0, 1)

adalah tidak bergantung linier.

B u k t i :

Melihat persamaan ke-3 : I = 0, hal ini tidak mungkin sehingga tidak ada nilai k1 dan k2 yang memenuhi persamaan tersebut, jadi I, j, k tidak bergantung linier.

Theorema 3.5 :

    1. Jika suatu himpunan vector mengandung sebaris vector nol maka himpunan tersebut pasti bergantung linier.
    2. sebuah himpunan vector yang hanya terdiri dari dua vector akan bergantung linier bila dan hanya bila satu vector tersebut merupakan kelipatan vector lainnya.
    3. Misal, s = {v1, v2, ………..,vn} adalah himpunan vector-vektor pada Rn sedemikian sehingga jika n <>

Contoh 3.13 :

Tentukan kebebasan vector berikut :

1). {(1, 3, 3), (0, 1, 4), (5, 6, 3), (7, 2, -1)}

2). {(3, 1, 1), (2, -1, 5), (4, 0, 3)

J a w a b :

1). Karena banyaknya persamaan lebih sedikit dari banyaknya variable maka vector

bergantung linier (T3).

2). Nampak bahwa banyaknya persamaan (baris) sama dengan banyaknya variable

(kolom).

Setelah dilakukan OBE terhadap matriks tersebut dihasilkan matrik identitas . Jadi kesimpulannya :

a. Matrik tersebut det. Tidak sama dengan nol.

b. Ketiga vector tersebutmempunyai invers (sehingga dapat dibalik)

c. Ketiga vector tersebut bebas linie

3.4 BASIS DAN DIMENSI

Definisi 3.11 :

Himpunan berhingga vector-vektor s = {v1, v2, …………….., vn} diruang vector v disebut basis. Jika : 1. s bebas linier

2. s merentang v

Contoh 3.14 :

Buktikan s = {(1, 0, 0), (0, 1, 0), (0, 0, 1)}merupakan basis R3.

B u k t i :

1). S bebas linier

k1a + k2b + k3c = 0

dipenuhi hanya jika k1 = k2 = k3 = 0 sehingga s = {a, b, c}bebas linier.

2). S merentang v : x = k1i + k2j + k3k atau

Jadi k1 = x1; k2 = x2 dan k3 = x3 sehingga x = (x1, x2, x3) = x1i + x2j + x3k

Ini berarti v merentang R3 sehingga S = {I, j, k} basis R3

Secara umum :

Jika S = {l1, l2, l3, ……………...,ln}

dengan l1 = {1, 0, 0, …………,0}

l2 = {0, 1, 0, 0, ………,0}

l3 = {0, 0, 1, 0, ………,0}

…………………………

ln = {0, 0, 0, 0, ………,0}

maka S dikatakan basis natural/baku Rn

Contoh 3.15 :

Buktikan S = {S1, S2, S3} dengan S1= (1, 2, 1), S2 = (2, 9, 0) dan S3 = (3, 3, 4) merupakan basis untuk R3.

B u k t i :

Untuk membuktikan S basis R3 akan ditunjukkan :

1. S bebas linier : k1S1 + k2S2 + k3S3 = 0 hanya dipenuhi bila k = 0

2. S merentang R3 : k1S1 + k2S2 + k3S3 = v untuk setiap v elemen R3.

Sehingga bentuk perkalian matriknya :

1. A.k = 0

2. A.k = v, dimana A =

Untuk mencari k maka dicari dahulu apakah A mempunyai invers dan untuk mengetahui apakah ada invers A dicari dahulu determinannya. Ternyata :

Det (A) = ( 1.9.4 + 2.3.1 + 2.3.0) – (1.9.3 + 0.3.1 + 4.2.2) = -1 (tdk sama dengan 0)

Jadi A mempunyai invers yaitu :

Sehingga :

1. A.k = 0 → k = A-1. 0 = 0 Jadi S bebas linier

2. A.k = v → k = A-1. v , untuk setiap v elemen R3, Jadi S merentang R3.

Kesimpulan dari 1 dan 2 : S basis R3.

Definisi 3.13:

1. Ruang vector tak nol √ dinamakan berdimensi berhingga jika ruang vector tersebut mempunyai sebuah himpunan berhingga {v1, v2, v3, ……..,vn} yang membentuk basis √.

2. Jika tidak ada himpunan berhingga yang membentuk basis √ maka ruang vector √ tersebut dinamakan berdimensi tak berhingga.

Teorema 3.6 :

1. Jika S = {S1, S2, S3, ………..,Sn} adalah basis ruang vector √ maka himpunan vector-vektor S = {S1, S2, S3, …………,Sn} adalah bergantung linier.

2. Sembarang dua basis untuk ruang vector yang dimensinya berhingga mempunyai dua vector yang sama.

Definisi 3.14 :

Dimensi Ruang vector √ adalah banyaknya vector-vektor pada basis ruang vector √ tersebut.

Contoh 3.16 :

Tentukan basis dan dimensi untuk ruang penyelesaian sistem persamaan linier berikut :

1). x – 3y + z = 0 2). x + y – z =0

2x – 6y + 2z = 0 -2x – y +2z = 0

3x – 9y + 3z = 0 -x + z = 0

J a w a b :

1).

x – 3y + z = 0

x = 3y + z

Misal : y = t, z = s, maka x = 3t –s, sehingga

Jadi basisnya : (3, 1, 0) dan (-1, 0, 1) dan dimensinya : 2

2).

Setelah dilakukan OBE diperoleh : y = 0

-x + z = 0

z = x

Misal, z = t, maka,

Jadi basisnya = (1, 0, 1) dan dimensinya = 1

3.5 R A N K

Definisi 3.15 :

maka :

1). r1 = ( a11, a12, a13, ………..,a1n)

r2 = ( a21, a22, a23, ………..,a2n)

r3 = (a31, a32, a33, ………...,a3n)

.

.

rm = (am1, am2, am3, ……….,amn)

Disebut vector-vektor baris A dari sub ruang Rn yang direntang oleh vector-vektor baris tersebut dinamakan ruang baris A.

2). C1

Disebut vector-vektor kolom A dari sub ruang Rn yang direntang oleh vector-vektor kolom tersebut dinamakan ruang kolom A.

Theorema 3.7 :

  1. OBE tidak mengubah ruang baris.
  2. Vektor-vektor baris tak nol berbentuk eselon baris dari matrik A membentuk basis untuk ruang baris A.

Contoh 3.17 :

Carilah basis untuk ruang baris dan ruang kolom matriks berikut :

J a w a b :

Vektor-vektor baris matriks A : r1 = (1, 2, -1)

r2 = (2, 4, 6)

r3 = (0, 0, -8)

Sehingga vector-vektor ruang baris matriks A adalah

kemudian matrik ini direduksi kebentuk eselon baris sabagai berikut:

Kesimpulan :

Dimensi ruang baris A adalah 2

Basis ruang baris A = (1, 2, 0) dan (0, 0,1)

Vektor-vektor kolom matriks A :

sehingga vector-vektor ruang kolom A :

Kemudian matriks ini direduksi ke bentuk eselon baris sebagai berikut:

Jadi basis ruang kolom A adalah (1, 2, 0) dan (0, 1, -1). Dimensi ruang kolom A adalah 2.

Theorema 3.8 :

Jika A adalah sembarang matriks, maka ruang baris dan ruang kolom A mempunyai dimensi yang sama.

Definisi 3.16 :

Dimensi ruang baris dan ruang kolom matriks A dinamakan Rank A dan dinyatakan dengan r(A).

Jadi pada contoh diatas r(A) = 2.

Theorema 3.9 :

Jika A adalah matriks berukuran (nxn) maka pernyataan-pernyataan berikut ekivalen satu sama lain.

a). A dapat dibalik.

b). Ax= 0, hanya mempunyai penyelesaian trivial.

c). A equivalent baris dengan In.

d). Ax = b, konsisten untuk tiap-tiap matrik b(nx1).

e). det (A) ≠ 0.

f). A mempunyai rank n.

g). vector-vektor baris dan kolom bebas linier.

Contoh 3.18 :

Tentikan rank dari matriks berikut ini :

J a w a b :

Dari kolom :

Jadi dimensi ruang kolommatriks diatas adalah 2.

Sehingga rank matriks diatas adalah 2 atau r(A) = 2.

Theorema 3.10 :

Sebuah system persamaan linier Ax = b akan konsisiten bila dan hanya bila rank matriks koefisien A = rank matriks diperbesar [A│b]

Contoh 3. 19 :

Selesaikan Sistem persamaan linier berikut ini :

1). 3x – y + z = 0 2). x + 2y -3z = 6

2x + 2y – z = 2 2x – y + 4z = 2

5x + 2y = 1 4x + 3y – 2z = 14

J a w a b :

1).

Jadi r(A) = 2 dan r(A│b) = 3

Karena r(A) ≠ r(A│b) maka SPL ini tidak konsisten.

2).

Jadi r(A) = 2 dan R(A│b) = 2

Karena r(A) = r(A│b) = 2 maka SPL ini konsisten.

Theorema 3.11 :

Jika Ax = b adalah SPL yang konsisten dari m persamaan dengan n bilangan tak diketahui dan jika A mempunyai rank r maka penyelesaian SPL tersebut mempunyai (n-r) parameter.

Contoh 3.20 :

x + 2y – 3z = 6

2x – y + 4z = 2

4x + 3y – 2z = 14

setelah dilakukan OBE dihasilkan (seperti pada contoh sebelumnya) =

Jadi r(A) = 2 dan r(A│b) = 2, sesuai dengan theorema maka diketahui n = 3 dan r = 2 sehingga (n-r) = 3 -2 = 1 parameter

ambil z = t

i) -y + 2z = -2

y = 2z + 2

y = 2t + 2

ii) x + 2y – 3z = 6

x = 6 + 3z – 2y

= 6 + 3t -2 (2t + 2)

= 6 + 3t – 4t -4

x = 2 – t

Jadi,

3.6 RUANG HASIL KALI DALAM (INNER PRODUCT SPACE)

Telah kita ketahui bahwa hasil kali dalam Euclides pada Rn

adalah : u.v = u1v1+u2v2+……………..+unvn dimana

u = (u1, u2, u3,…………..,un) dan

v = (v1, v2, v3,……………….,vn)

Definisi 3.17 :

Jika : u = (u1, u2, u3,…………..,un) dan v = (v1, v2, v3,……………….,vn)

adalah vector-vektor pada Rn maka = u.v = u1v1+u2v2+………….+unvn disebut juga hasil kali dalam euclides pada Rn.

Definisi 3.18 :

Jika u, v, w Є √ dan k suatu scalar maka √ disebut ruang hasil kali dalam riil apabila memenuhi aksioma-aksioma berikut :

1. ‹u,v› = ‹v,u›

2. ‹u + v,w› = ‹u,w› + ‹v,w›

3. ‹ku,v› = k‹u,v›

4. ‹u,u› ≥ 0

5. ‹v,v› = 0, bhb v = 0

Contoh 3.21 :

1). Jika u, v, w Є ruang hasil kali dalam √ dengan u = (2,-1), v = (-1,3), w = (0,-5) dan

k = -3 maka buktikan : ‹u + v› = ‹u,w› + ‹v,w›

2). Jika maka tentukan u dan v

J a w a b :

1). Bukti :

‹u + v , w› = ‹u,w› + ‹v,w› = (2,-1) 0 + (-1,3) -5 = {2.0 + -1.-5} + {-1.0 + 3.-5)

= 0 + 5 – 15 = 0 + 5 + 0 – 15

= -10 = -10

Jadi ‹u + v, w› = ‹u,w› + ‹v,w› terbukti.

2). u .w = {2.0 + (-1).4 +3.2 + 7.2}

= 0 – 4 + 6 + 14 = 16

Definisi 3.19 :

Jika u,v Є ruang hasil kali dalam √ maka :

  1. Norma vector u = ║u║ =
  2. Jarak antara vector u dan v. d (u,v) =

Contoh 3.22 :

Jika u = (4, 3, 1, -2), v = (-2, 1, 2, 3) maka : a). Tentukan norma u dan v

b). Jarak antara vector u dan v.

J a w a b :

a). ║u║ =

= (4.4 +3.3 + 1.1 + (-2)(-2))1/2

= (16 + 9 + 1 + 4)1/2

= (30)1/2 = √30

║v║ = ‹v,v›1/2

= (-2.-2 + 1.1 + 2.2 + 3.3 )1/2

= (4 + 1 + 4 + 9)1/2

= (18)1/2 = √18 = 3√2

b). ║u-v║

Theorema 3.12 :

Jika √ adalah ruang hasil kali dalam maka sifat-sifat berikut memenuhi norma ║u║ = ‹u,u›1/2 dan jarak d(u,v) = ‹u-v, u-v›1/2 =║u,v║

Panjang

Jarak

1.

2.

3.

4.

║u║≥ 0

║u║ = 0, bhb u = 0

║ku║= │k│.║u║

║u + v║ ≤ ║u║ + ║v║

d(u,v) ≥ 0

d ( u,v ) = d ( v,u )

d ( u,v ) = d ( v,u)

d ( u,v ) ≤ d (u,w) + d ( w,v )

Definisi 3.20 :

Sudut antara dua vector u dan v denyatakan sebagai cos θ

Dari definisi diatas maka jika sudut antara vector u dan v adalah 90 0 (л/2) maka berarti

sehingga : 1. Himpunan vector-vektor √ disebut orthogonal jika ‹ u,v › = 0, untuk setiap

u,v Є √.

2. Jika √ himpunan vector-vektor dalam Rn dan u anggota Rn maka u orthogonal dengan √ bila ‹ u,v › = 0 untuk setiap v Є √.

Contoh 3.23 :

1). Cari cosinus sudut antara u = (1, 0, 1, 0) dan v = ( -3, -3, -3, -3)

2). Tentukan k agar u = ( 2, 1, 3) orthogonal terhadap v = ( 1, 7, k) dalam R3.

3). Tentukan himpunan vector-vektor yang orthogonal terhadap vector u = (1,2) dlm R2.

J a w a b :

1). ‹ u, v › = u.v = ( 1.-3 + 0.-3 + 1.-3 + 0.-3) = -6

║u║= ( 1.1 + 0.0 + 1.1 + 0.0 )1/2 = ( 2 )1/2 = √2

║v║ = ( -3.-3 + (-3)-3 + (-3) -3 + (-3)-3)1/2 = ( 9 + 9 + 9 + 9)1/2 =√36 = 6

2). u = ( 2, 1, 3), v = ( 1, 7, k )

k = …….? Agar u orthogonal terhadap v

‹ u, v › = 0

( 2.1 + 1.7 + 3.k ) = 0

9 + 3k = 0 à Jadi k = - 9/3 = -3

3). Misal, v = (v1, v2 ) orthogonal dengan u = ( 1,2 ) maka :

‹v, u › = 0

( v1 + 2v2 ) = 0 à v1 = -2v2

v2 sembarang

Grafiknya :

y

Sehingga himpunan vector-vektor yang orthogonal terhadap vector u adalah semua titik sepanjang garis yang melalui v ( -2, 1 ).

3.7 BASIS ORTHONORMAL

Definisi 3.21 :

Vektor satuan searah u adalah

Catatan : Vektor satuan normanya = 1

Definisi 3.22

Suatu himpunan vector-vektor orthogonal yang normanya = 1 dinamakan vector-vektor orthonormal. Dengan perkataan lain u dan v orthonormal bhb :

  1. ‹ u ,v › = 0
  2. ║u║= 1 dan ║v║=1

Contoh 3.24 :

Buktikan S = {s1, s2, s3 } dimana s1 = ( 0, 1, 0 ), s2 = (), s3 = () adalah vector-vektor orthonormal dalam R3.

J a w a b :

· ‹ s1, s2 › = . Jadi ‹ s1,s2 › = 0

· ‹ s1, s3 › = . Jadi ‹ s1, s3› =0

· ‹ s2, s3 › = . Jadi ‹ s1, s2 › = 0

║s1║= ‹ s1, s21/2 = ( 0.0 + 1.1 + 0.0 ) ½ = ( 1 ) ½ =1

║s2║= ‹ s2, s21/2 =

=

s3║= ‹ s1, s11/2 =

=

Jadi s = {s1, s2, s3 } orthonormal dalam R3.

Theorema 3.13 :

Jika s = {s1, s2,…………..,sn } adalah basis orthonormal untuk ruang hasil kali dalam √ dan u adalah sembarang vector dalam √ maka u dapat dinyatakan sebagai kombinasi linier dari vector-vektor dalam s sbb :

U = ‹ u, s1 › s1 + ‹ u, s2 › s2 + ……………… + ‹ u, sn › sn dimana ‹ u, s1› = ki, diasumsikan sebagai scalar skalarnya dan I berjalan dari 1 sampai n.

Contoh 3.25 :

Jika s = {s1, s2, s3} dengan s1 = ( 0, 1 0 ), s2 = , s3 = adalah basis orthonormal untuk R3 maka nyatakan u = (1, 1, 1) sebagai kombinasi linier vector-vektor s.

J a w a b :

u =

Theorema 3.14 :

Jika s = {s1, s2, s3 } adalah himpunan vector-vektor orthogonal tak nol dalam ruang hasil kali dalam maka s bebas linier.

Theorema 3.15 :

Setiap ruang hasil kali dalam berdimensi berhingga yang tak nol mempunyai sebuah basis orthonormal.

Keterangan : Himpunan sembarang vector-vektor basis { x1, x2, ….xn } dari ruang hasil kali

dalam √ dapat diubah menjadi himpunan vector-vektor basis ( e1, e2,.,..en ) yang

orthonormal dalam √ dengan proses orthogonalisasi dari Gram-Schmidt.

Langkah-langkah Orthogonalisasi Grum-Schmidt

  1. Dari vector x1, kita bias menadapatkan vector satuannya yang searah dengan x1 yaitu
  2. Kita bentuk e2 ┴ e1, dimana e2 adalah vector satuan yang searah dengan w2 yang dibangun oleh vector e1 dan x2.

Jadi w2 ┴ e1 atau ‹ w2, e1 › = 0 karena w2 dibangun oleh e1 dan x2 maka w2 =

α x2 + γ e1. α, γ skalar




Dari

  1. Kita bentuk e3 ┴ e1 dan e2 dimana e3 adalah vector satuan yang searah dengan w3 yang dibangun oleh e1, e2 dan x3. Jadi w3 ┴ e1 dan w2 ┴ e2 atau ‹ w3, e1› = 0 dan ‹ w3, e2 › = 0. Karena w2 dibangun oleh e1, e2 dan x3 maka w3 = α e1 + β e2 + δ x3 dari

Dari ‹ w3, e2 › = 0

Rumus secara umum : Wn = xn - ‹ xn, e1 › e1- ‹ xn, e2 › e2 ……………….- ‹xn, en-1› en-1

Kesimpulan : Himpunan vector-vektor orthonormal adalah {e1, e2, …………..,en } atau

dimana w1, w2, w3, ………,wn dibangun oleh basis.

Contoh 3.26 :

Tentukan vector-vektor orthonormal yang dibentuk dari basis-basis :

    1. {u1, u2 } dengan u1= ( 1, -3 ), u2 = ( 2, 2 )

b.{u1, u2, u3 } dengan u1= ( 1, 1, 1 ), u2 = ( -1, 1, 0 ) dan u3 = ( 1, 2, 1 )

J a w a b :

a)

b)

3.8 PERUBAHAN BASIS

Jika s = {s1, s2, s3, ……………..,sn} adalah basis untuk ruang vector √ sedang sehingga untuk setiap v є √ dapat dinyatakan dalam bentuk v = k1s1 + k2s2 +…………..+ knsn maka k1, k2, ………………..,kn dinamakan koordinat v relative terhadap basis s dan dinyatakan sebagai berikut :

( v )S = ( k1, k2, k3, ………….,kn)

Contoh 3.27 :

Pada contoh yang lalu S = { S1, S2, S3 } dengan S1 = ( 1, 2, 1 ) S2 = ( 2, 9, 0 ) S3 = ( 3, 3, 4 ) telah terbukti merupakan basis untuk R3.

a). Tentukan vector koordinat dan matriks koordinat dari v = ( 5, -1, 9 ) relative

terhadap basis S.

b). Tentukan v є R3 yang vector koordinatnya relative terhadap basis S adalah (-1, 3, 2)

J a w a b :

S = {(1, 2, 1), (2, 9, 0), (3, 3, 4)} dan v = ( 5, -1 9 )

a). v = k1 S1 + k2 S2 + k3 S3

Sehingga bentuk matriknya :

Dan dapat diselesaikan dengan eliminasi Gauss- Jordan sbb:

Sehingga, (v)S = ( 1, -1, 2 )

b). (v)S = ( -1, 3, 2 ) maka : v = -1.s1 + 3.s2 + 2.s3

= -1 ( 1, 2, 1 ) + 3 ( 2, 9, 0 ) + 2 ( 3, 3, 4 ) = ( 11, 31, 7 )

Jika S = { S1, S2, S3, ……………., Sn } adalah basis orthonormal untung ruang hasil kali dalam √ maka menurut teorema sebelumnya untuk v є √ dapat dinyatakan sebagai :

v = ‹ v, s1 › s1 + ‹v, s2 › s2 + ……………….+ ‹ v, sn › sn hal ini berarti :

Contoh 3.28 :

Jika S = { S1, S2, S3 } dengan S1 = ( 0, 1, 0 ), S2 = ( -4/5, 0, 3/5 ), S3 = ( 3/5, 0, 4/5 ) adalah basis orthonormal untuk R3 dengan hasil kali dalam euclidis maka nyatakan v = ( 2, -1, 4 ) relative terhadap basis orthonormal S.

J a w a b :

Jika B1 = { U1, U2, ……………….,Un } merupakan basis lama dan B2 = { U1, U2, ………..Un } merupakan basis baru dan misalkan matrik koordinat untuk vector basis baru relative terhadap vector basis lama adalah :

Misal v є √ dan adalah matriks koordinat yang baru, maka :

Dengan demikian matrik koordinat lama untuk v adalah :

Persamaan tersebut menyatakan bahwa matriks koordinat lama dapat diperoleh dengan mengalikan matriks koordinat baru dari sebelah kiri matriks P yang kolom-kolomnya adalah koordinat dari vector-vektor basis baru yang relative terhadap basis lama.

Jadi kesimpulannya :

dimana P adalah matriks translasi dari basis B’ ke B.

Contoh 3.29 :

Diketahui : B = { U1, U2 } dengan U1 = ( 2, 2 ), U2 = (4, -1 )

B’ = { V1, V2 } dengan V1 = (1, 3 ), V2 = (-1, -1 )

a. Carilah matriks transisi dari B’ ke B

b. Tentukan

J a w a b :

a). v1 = aU1 + bU2

v2 = cU1 + dU2

Merupakan matrik transisi dari B’ ke B

b).

Teorema 3.16 :

Jika P adalah matrik transisi dari B’ ke B maka :

a). Matriks P dapat dibalik

b). P-1 adalah matriks transisi dari basis B ke B’.

Contoh 3.30 :

Diketahui basis B = { u1, u2 } dengan u1 = (2, 2) dan u2 = (4, -1 )

B’ = { v1, v2 } dengan v1 = ( 1, 3 ) dan v2 = (-1, -1 ),

sedangkan matriks transisi dari basis B’ ke B adalah

Tentukanlah vector

J a w a b :

Dari , maka

Dari persamaan :,

Teorema 3.17 :

Jika p adalah matriks transisi dari suatu basis orthonormal ke basis orthonormal yang lain untuk suatu ruang hasil kali dalam maka P-1 = Pt.

Definisi 3.23 :

Suatu matriks kuadrat A yang mempunyai sifat A-1 = At disebut matriks orthogonal.

Teorema 3.18 :

Pernyataan berikut adalah ekuivalen satu dengan yang lainnya :

a) A adalah matriks orthogonal.

b) Vektor-vektor baris dan kolom dari matriks A membentuk himpunan orthonormal Rn dengan hasil kali dalam Euclidis.

Contoh 3.31 :

maka vector-vektor baris matriks A adalah :

Nampak bahwa :

Jadi vector-vektor baris matriks A membentuk himpunan orthonormal pada R3. Maka A merupakan orthonormal dan A-1 = At, yaitu :

Nilai seorang manusia itu ditetapkan dari keberaniannya memikul tanggung jawab dan mencintai hidup dengan kerja yang akan membawanya kepada kegairahan hidup yang paling tersembunyi (Gibran).

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Gambarnya gak bisa ke baca kak